Online


Get this .

Animasi

Home

Sabtu, 06 Februari 2021

Sosok 5 Tokoh Pendidikan Indonesia

 

Sosok 5 Tokoh Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan hal penting bagi sebuah bangsa, karena kelak akan menentukan ke arah mana negara tersebut akan dibawa. Karenanya pendidikan di Indonesia pun menjadi sesuatu yang tidak boleh kesampingkan. Bicara tentang pendidikan di Indonesia, tentu tidak terlepas dari jasa-jasa para tokoh pendidikan Indonesia.

Para tokoh pendidikan dahulu telah berjuang sangat berat dan tidak mengenal lelah, sampai kita bisa mengeyam kebebasan pendidikan sekarang.

Inilah sejumlah pahlawan nasional dalam bidang pendidikan, Indonesia.

1.      Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soejaningrat atau yang dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara adalah bapak pendidikan nasional yang lahir di Pakualaman pada 2 mei 1889 dan wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta. Beliau lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda dan dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

 

Ia membangun sekolah bernama national onderwijs institute Tamansiswa yang kemudian dikenal dengan nama Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Pasca kemerdekaan, Ki Hajar Dewantoro pernah ditunjuk sebagai Menteri Pengajaran Indonesia (sekarang Menteri Pendidikan). Ia juga dikenal dengan tiga semboyannya yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha ( di depan memberi contoh), Ing Madya Mangunkarsa (di tengah memberi semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan).

 

2.      R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh pendidikan perempuan di Indonesia yang lahir pada 21 April 1879 dan wafat pada 17 September 1904. Kartini dikenal sebagai seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dan pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

 

Kartini gemar membaca dan menulis. Tiada hari tanpa membaca semua buku termasuk surat kabar. Melalui hobinya ini, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya wanita Indonesia agar tak sekedar berada di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu.

 

Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya, ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda

 

Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan

 

Kartini juga mendirikan sekolah bernama Kartini School atau Sekolah Kartini yang dikhususkan untuk perempuan dan didirikan oleh Yayasan Van Deventer di beberapa tempat untuk para siswa perempuan.

 

3.      Dewi Sartika

 

Tokoh pendidikan Indonesia lainnya yang diberi gelar sebagai pahlawan pendidikan nasional adalah Dewi Sartika. Wanita kelahiran Cicalengka pada 4 Desember 1884 ini merupakan tokoh perintis pendidikan kaum wanita. Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isterio di Pendopo Kabupaten Bandung.

 

Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Pada tahun 1912 sudah ada Sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, lalu berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada September 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi sekolah Raden Dewi.

 

4.      Hasyim Asy’ari

 

Kyai Hasyim Asy’ari atau disebut juga Kyai Hasyim Ashari lahir di kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 14 Februari 1871 dan wafat pada 21 Juli 1947 pada usia 76 tahun. Beliau merupakan pendiri salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU).

 

Beliau adalah pahlawan pendidikan yang berhasil mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang yang kemudian menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Kemudian pada tahun 1926 K.H Hasyim Asy’ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya NU yang berarti kebangkitan para ulama.

 

5.      Ahmad Dahlan

 

Ahmad Dahlan atau yang akrab dipanggil Kyai Dahlan adalah teman dari KH. Hasyim Asy’ari. Ia lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dan wafat pada 23 Februari 1923. Ia adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.

 

Pada tahun 1912 KH. Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di Indonesia. Ia ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berfikir dan beramal menurut tuntutan agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar